Predikat Kabupaten Layak Anak Ciamis Kembali Diraih, Namun Realita di Lapangan Mengkhawatirkan

Ciamis Raih Kabupaten Layak Anak, Tapi Kasus Kekerasan Seksual Menggerus Makna Penghargaan

Paradoks: Predikat Layak Anak vs Kenyataan Pahit

Predikat KLA seharusnya menjadi bukti bahwa kebijakan perlindungan anak berjalan efektif.

Faktanya, rentetan kasus ini justru memperlihatkan celah besar antara penghargaan seremonial dan perlindungan nyata di lapangan.

Kasus demi kasus membongkar kenyataan pahit: anak-anak di Ciamis masih menghadapi ancaman serius, bahkan dari orang yang seharusnya melindungi mereka.

Di saat panggung penghargaan menampilkan senyum dan ucapan selamat, ruang sidang dan kantor polisi justru memanggil saksi, korban, dan tersangka.

Tanggung Jawab yang Harus Ditegaskan

Predikat KLA tanpa tindakan konkret hanya akan menjadi hiasan di dinding kantor pemerintahan.

Perlindungan anak tidak boleh berhenti pada pemasangan plakat atau pidato apresiasi.

Pemerintah daerah, aparat penegak hukum, sekolah, dan masyarakat harus bergerak bersama menghentikan siklus kekerasan ini.

Jika Ciamis ingin naik dari kategori Pratama ke Madya, pekerjaan rumahnya jelas: hentikan kekerasan seksual, berikan perlindungan nyata, dan tegakkan hukum tanpa kompromi.

Anak-anak juga bukan simbol untuk mengejar citra, mereka adalah masa depan yang harus kita jaga bersama.