Heboh Lebih dari 10 Tahun, Sutiyem Wanita Renta Hidup di Gubuk, Luput dari Perhatian Pemkab Ciamis ?

Hidup sebatang kara, Mbok Sutiyem menempati sebuah gubuk reyot di kebun singkong dekat warung-warung di kawasan Islamic Center Ciamis.

banner 468x60

Deni lebih lanjut menyebutkan bahwa pihaknya baru mendapatkan informasi terkait hal ini dan bertanya kenapa selama ini tidak ada laporan ke Dinsos.

"Pembangunan area perkantoran khususnya TIC sudah berlangsung sekitar 8 Tahun yang lalu, warung - warung pun bermunculan kemudian. Kenapa pihak TIC tidak melaporkan atau berkoordinasi dengan kami selaku dinas terkait?" ujar Deni mengungkapkan keheranannya.

Salah satu pedagang di lokasi Iwan menyebutkan jika mbok Sutiyem kesehariannya membersihkan area belakang warung berupa kebun singkong.

Iwan dan rekan pedagang lain sering memberikan makanan buat mbok Sutiyem karena kasihan, namun mereka mengaku bingung harus melakukan tindakan atau laporan kemana.

“Kami suka kasih makanan, kasihan dia soalnya. Alhamdulillah ada pihak Dinsos yang perhatian” ujar Iwan.

Terbentur Data Kependudukan

Kesulitan lainnya muncul saat Disdukcapil mencoba memverifikasi data kependudukan Mbok Sutiyem.

Kepala Seksi Identitas Penduduk Disdukcapil, Aep Muflihudin, mengungkapkan bahwa sidik jari Mbok Sutiyem tidak tercatat dalam sistem.

“Kemungkinan, Mbok Sutiyem belum pernah melakukan perekaman e-KTP, mengingat ia meninggalkan Kebumen sebelum 2012,” jelas Aep.

Hingga saat ini, upaya untuk memindahkan Mbok Sutiyem dari gubuknya belum berhasil karena komunikasi yang sulit.

Sampai berita ini tayang, mbok Sutiyem masih menempati gubuknya dan enggan ketika pihak terkait bermaksud mengevakuasinya.

Kesulitan dalam hal komunikasi adalah kendala yang harus warga hadapi dan petugas untuk mengurus mbok Sutiyem.

Petugas Babinsa Mencoba Berkomunikasi dengan Mbok Sutiyem
Petugas Babinsa Mencoba Berkomunikasi dengan Mbok Sutiyem

Deni mewakili Dinsos serta Aep mewakili Disdukcapil dan beberapa perangkat terkait berjanji akan melakukan segala upaya untuk mengurus mbok Sutiyem.

“Kami akan berkoordinasi dengan Dinsos dan Disdukcapil Kebumen terkait mbok Sutiyem agar segera menemukan titik terang” kompak Deni dan Aep.

Solidaritas Warga

Meski terbatas, warga sekitar menunjukkan solidaritas dengan membantu Mbok Sutiyem.

Iwan dan pedagang lainnya kerap memberikan makanan.

“Kami kasihan melihat keadaannya. Alhamdulillah, sekarang ada perhatian dari Pemerintah,” kata Iwan.

Kisah Mbok Sutiyem menjadi gambaran nyata tentang perlunya perhatian lebih terhadap kelompok rentan di tengah pembangunan kota.

Sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait semoga dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk kesejahteraan Mbok Sutiyem.

banner 336x280